Friday, 30 December 2011

PERJALANAN HIDUP- ramli sarip



Aku yang masih di perjalanan hidup ini
Begitu lama berlegar di persimpangan dunia
Menempuh jarak dan titian
Rimba dan lautan
Mencari sesuatu yang abadi

Aku yang masih di perhentian hidup ini
Begitu jauh mengembara ke serata dunia
Mengejar siang dan malam
Surut dan pasang
Mencari sesuatu kebebasan
Mencari sesuatu kedamaian

Di mana berakhirnya
Perjalananku ini
Esok dan lusa bukan milikku
Oh Tuhanku
Lindungilah hambamu yang hina ini
Aku setia hanya padamu
Oh Tuhanku

Di mana berakhirnya
Perjalananku ini
Esok dan lusa bukan milikku
Oh Tuhanku
Lindungilah hambamu yang hina ini
Aku setia hanya padamu
Oh Tuhanku

Aku setia hanya padamu
Aku setia hanya padamu

JAMPI BANGSAKU-a aziz deraman


Bismillahirrahmanirrahim
Hai bangsaku aku tahukan asalmu
Ribuan tahun punya hak dan pertuanan di sini
Punya kekuatan punya peradaban
Punya kebenaran punya keagungan
Punya ketuhanan punya kebudayaan
Hai bangsaku aku tahukan asalmu
Akar jiwamu memegang darahku
Batang hatimu menjadi tubuhku
Daun aqalmu melitup zat dan sifatku,
Bangsaku jangan mengubah rupa
Bangsaku jangan meleka sambil melewa
Biarlah utuh diujian sepanjang masa
Hai bangsaku,
Seribu lupa selaksa sedar
Tawarlah segala yang lupa
Dari hikmatan kebendaan dan kepuraan
Dari hikmatan peniruan dan kesesatan
Tawar sekali dari bisa onar dan kemusnahan,
Jika bisa pada jiwa tawar pada hati
Bisa pada aqal tawar pada aqal
Tawarlah pada segala wujud keperibadian kita
Pulang pulih seperti keadaan asal
Hai bangsaku aku tahu usulmu
Jatuh di segala ceruk rantau alam ini
Jatuh di utara jatuh di selatan
Jatuh di timur jatuh di barat,
Janganlah pula duduk tunggu, jaga mengilas siku.
Hai bangsaku,
Aku mintamu pindah balik segala kekuatan
Segala peradaban, segala kebenaran
Segala keagungan dan segala-galanya
Memulia dan meneruskan kegemilangan
Biarlah utuh diuji zaman-berzaman
Itulah asalmu tapakmu bersenang
Masa kini dan akan datang,
Aku hendak minta kepadamu
Pulang pulih seperti keadaan asal
Sebab, belum cukup belum genap belum sampai ajal
Bukan kuasa aku tp dengan kuasa Allah
Berkat kita kata: Lailaha illallah Muhammadar Rasulullah

PADAMU KU BERSUJUD


Ku menatap dalam kelam
Tiada yang bisa ku lihat
Selain hanya nama-Mu ya Allah

Esok ataukah nanti
Ampuni semua salahku
Lindungi aku dari segala fitnah


Kau tempatku meminta
Kau beriku bahagia
Jadikan aku selamanya
Hamba-Mu yang slalu bertakwa

Ampuniku ya Allah
Yang sering melupakan-Mu
Saat Kau limpahkan karunia-Mu
Dalam sunyi aku bersujud

KAU YANG SATU - Ramli Sarip



Kaulah Yang Maha Esa
Kaulah Yang Maha Pengasih
Kaulah Yang Maha Penyayang
Tiada hidup tanpaMu

Kaulah Yang Maha Agung
Kaulah Yang Maha Mengetahui
Tuhan dunia akhirat
Tiada aku tanpaMu

Bilaku rasa pilu
Bilaku rasa resah
Bilaku kekosongan
Kau tempatku mengadu
OH Tuhan yang satu
Engkaulah Tuhan yang satu

Segala puji-pujianku
Tujukan padaMU..padaMU
Dan hidup dan matiku hanyalah
UntukMu..untukMu...untukMU

Di Balik Cermin Mimpi - M.Nasir


Di balik cermin mimpi
Aku melihat engkau
Di dalam engkau
Aku melihat aku
Ternyata kita adalah sama
Di arena mimpi yang penuh bermakna

Bila bulan bersatu dengan mentari
Bayang-bayang ku hilang
Di selebungi kerdip nurani
Mencurah kasih, kasih murni
Mencurah kasih

Di balik cermin, cermin mimpi
Adalah realiti yang tidak kita sedari
Hanya keyakinan dapat merestui
Hakikat cinta yang sejati
Hakikat cinta yang sejati

Dengan tersingkapnya tabir siang
Wajah kita jelas terbayang
Dan terpecah cermin mimpi
Menjadi sinar pelangi
Pelangi

PERMATA ( Untuk Isteri Ku )


Telah ku siapkan satu daerah paling sunyi
Dalam hati ini untuk kau isi sebagai isteri
Untuk kau penuhi dengan kemuliaan seorang wanita
Untuk kau beri erti dengan kelembutan
Untuk kau hargai dengan kasih sayang

Ku ingin kau jadi wanita mulia
Yang tahu harga budi dan hati
Seorang lelaki bernama suami

Kerana engkau isteri
Ku ingin kau mengerti bahawa hidup ini
Tak semudah yang kita janjikan
Yang kita janjikan
Kerana kau isteriku

KEINSAFAN


Sayup terdengar hujan mencurah ke bumi
Kini terasa memecah kesunyian malam
Dan aku di sini sendiri dibaluti resah
Dibayangi sesal yang tak sudah

Renung langit sepi tiada purnama
Di dalam kelam ku lihat bayangku sendiri
Terpaku membisu tanpa suara dan segala
Apa petanda, apa rahsia

Oh Tuhanku Yang Maha Esa
Maha Penyayang Maha Pemurah
Andainya malam yang begini
Memberi pengertian untukku
Mencari hidayahmu...

Maka kutadahkan setulus
Pengampunan dan pengharapan
Untuk aku menebus dosa-dosa semalam

Cukup setakat ini... aku merasa
Terasing terhukuman dalam sengsara
Balasan dari kehancuran
Yang aku ciptakan

Dan kini ku mengerti
Antara dosa pahala
Yang mana lebih utama
Dalam meniti hidupan dan hari kematian
oh...

Andai malam ini satu peringatan
Bersyukurku pada Illahi
Andai malam ini satu kesudahan
Ku pintakan... satu pengaduan
Untukku menyudahkan kalimah
Terakhir...

BERITA KEPADA KAWAN ( Ebiet G Ade)


Perjalanan Ini
Trasa Sangat Menyedihkan
Sayang Engkau Tak Duduk
Disampingku Kawan

Banyak Cerita
Yang Mestinya Kau Saksikan
Di Tanah Kering Bebatuan

Tubuhku Terguncang
Dihempas Batu Jalanan
Hati Tergetar Menatap
Kering Rerumputan

Perjalanan ini Pun
Seperti Jadi Saksi
Gembala Kecil
Menangis Sedih

Kawan Coba Dengar Apa Jawabnya
Ketika Di Kutanya Mengapa
Bapak Ibunya Tlah Lama Mati
Ditelan Bencana Tanah Ini

Sesampainya Di Laut
Kukabarkan Semuanya
Kepada Karang Kepada Ombak
Kepada Matahari

Tetapi Semua Diam
Tetapi Semua Bisu
Tinggal aku Sendiri
Terpaku Menatap Langit

Barangkali Di Sana
Ada Jawabnya
Mengapa Di Tanahku Terjadi Bencana

Mungkin Tuhan Mulai Bosan
Melihat Tingkah Kita
Yang Selalu Salah dan Bangga
Dengan Dosa-dosa
Atau Alam Mulai Enggan
Bersahabat Dengan Kita
Coba Kita Bertanya Pada
Rumput Yang Bergoyang

IMPIAN SEORANG NELAYAN

Burung camar hinggap di jejari
Seorang nelayan sedang bermimpi
Mimpi tentang duyung
Mimpi tentang untung
Biduk hanyut dibawa ombak
Laut Cina Selatan

Dalam mimpi berkata sang duyung
"Wahai nelayan kau anak laut
Di sini tempatmu
Di sini rezekimu
Pengorbanan yang kau lakukan
Ada balasannya"

Mega mendong
Laut pun bergoncang
Nelayan tersentak biduk sesat haluan
Sang mentari terlindung
Pantai tak kelihatan
Tawakkal jalan akhirnya

Dalam pondok kecil beratap rumbia
Seorang ibu memandang hari muka
Sambil ia menyusukan bayi yang kehausan
Ufuk timur hilang dari pandangan

Wahai anak yang sedang menangis
Mungkin kini engkau tak mengerti
Bila kau dewasa dan pandai nanti
Pengorbanan ayahmu sayang
Jangan kau lupakan